Sejarah Desa

Sejarah Desa

Sejarah terbentuknya Desa Yeh Kuning dapat dibuktikan dengan adanya data-data yang berupa peninggalan, yang betul-betul menunjukan kebenaran dari Sejarah terwujudnya Desa Yeh Kuning. Adapan peninggalan-peninggalan tersebut adalah :

  1. Berupa telepusan air (bulakan) yang sampai saat ini masih ada disebelah batas timur Desa Yeh Kuning, berbatasan dengan Desa Delod Brawah.
  2. Berupa peninggalan sebuah bangunan Pura yang diberi nama Pura Ulun Kuning yang letaknya di sebelah utara Desa Yeh Kuning yaitu di Dusun Yeh Kuning, Desa Yeh Kuning.
  3. Beberapa nara sumber dari orang-orang tua yang ada di Desa Yeh Kuning, yang pernah mendengar cerita dari leluhurnya terdahulu mengenai adanya Desa Yeh Kuning, juga merupakan data yang actual dan dapat dipercaya, yang nantinya secaraturun temurun sebagai bukti sejarah kepada generasi penerus.

Kurang lebih tahun 1818 Desa Yeh Kuning merupakan hutan alang-alang dan talang serta semak belukar yang lebat, tapi pada saat itu juga Desa Yeh Kuning telah ada penghuninya yang merupakan penduduk dan jumlahnya tidak begitu banyak, salah seorang dari penduduk tersebut sebagai pemimpin mereka adalah bernama “ PAN MINDING “ , pekerjaan yang ditekuni pada saat itu adalah sebagai penggembala hewan, pada saat mereka menggembala hewan diujung timur Desa Yeh Kuning perbatasan antara Desa Yeh Kuning dengan Desa Delod Brawah, mereka menemukan aliran air yang sangat bening menuju arah barat , aliran air ini terus diikuti kehilir oleh “ Pan Minding ” ketemulah mereka dengan “ telepusan air “ ( bulakan ). Pada saat mereka ketemu dengan telepusan air bagi mereka betul-betul menjadi buah pikiran, karena setelah diperhatikan pada air tersebut ada sifat-sifat yang aneh. Besok harinya “Pan Minding “ kembali mengajak teman-temanya untuk menggembala hewan ketempat tersebut sambil mereka memecahkan masalah yang dianggap aneh itu.

 Dari hasil musyawarah mereka menyimpulkan untuk mengadakan “percobaan -percobaan" secara tradisional, kemudian “ Pan Minding “ mengambil batu, batu tersebut dilemparkan kedalam air dan alangkah terkejutnya mereka karena batu tersebut berubah warna menjadi kuning keemasan, dan hati mereka bertambah yakin kepada kebesaran Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dengan keyakinan yang tinggi dan berharap kemurahan Ida Sang Hyang Widhi Wasa semoga keajaiban itu betul-betul juga terjadi pada dirinya, maka “Pan Minding” turun kebulakan yang disaksikan oleh teman-temannya dan setelah berada dalam air seluruh badan “Pan Minding” berubah menjadi kuning keemasan , namun setelah muncul kembali kepermukaan air dengan membawa batu yang dilemparkan tadi warna kulit Pan Minding dan batu tersebut berubah seperti semula, menurut keterangan Pan Minding bulakan tersebut didasari oleh batu yang sangat halus dan besar, tidak berselang beberapa lama mereka kembali melihat bulakan/Telaga terlihatlah oleh mereka seekor buaya aneh yang kulitnya kuning keemasan juga. Karena berturut-turut kejadian yang aneh maka timbulah niat dari hati mereka dan sudah tekatnya bulat untuk mendirikan sebuah pelinggih (Lelumbungan) yang diberi nama oleh mereka “Pura Yeh Kuning“.

Berselang beberapa lama dari kejadian tersebut mereka mendengar Raja Jembrana akan bertempur ke Singaraja serta meminta bagi setiap warga yang patuh pada raja untuk ikut ngiring ke Singaraja.

Pan Minding memutuskan untuk mengikuti himbauan Raja Jembrana yaitu ikut bertempur ke Singaraja,dengan terlebih dahulu mohon restu di Pura Yeh Kuning yang mereka dirikan,dengan piuning kalau mereka menang dan bias kembali selamat ke Jembrana,maka tanah yang didiami mereka akan diberi nama “ Desa Yeh Kuning “ akhirnya permintaan/sesangi mereka yang diidamkan betul-betul menjadi kenyataan dan mereka selamat sampai di Jembrana bersamaan dengan itu pula berdirilah “ Desa Yeh Kuning “ atas rintisan Pan Minding dan kawan - kawan dengan pura kawitan yang diberi nama “ Pura Ulun Kuning “ Dari jajaran Desa yang mereka bentuk terdiri dari Banjar – Banjar seperti :

  1. Banjar Tegalcantel.
  2. Banjar Labak.
  3. Banjar Ketapang.
  4. Banjar Tangi.
  5. Banjar Kayu Putih.

Dari tahun ketahun setelah para pendiri ini tiada, namun sejarah berjalan terus atas rintisan “ Pan Ginaris “ selaku pimpinan Desa Yeh Kuning ( Kepala Desa Yang 1/Pertama ) Banjar-banjar tersebut diatas di kontraksikan menjadi :

  1. Banjar Tegal Cantel.
  2. Banjar Tengah.
  3. Banjar Beratan.
  4. Banjar Yeh Kuning.

Demikian halnya Desa Yeh Kuning mengalami mutasi Pemerintahan sebagai perwujudan perkembangan zaman, sejarah tetap sebagai bahwa Desa Yeh Kuning selalu mengikuti zaman pembangunan sebagai perwujudan partisipasi masyarakat.

Sejak tahun 1982 Desa Yeh Kuning telah mampu berdiri/berkembang menjadi Desa Swasembada.